di sini amira......dengan segala......kegalauannya.........

jaman jaman sma, gue pengen banget masuk fsrd dan ortu pun cenderung mengarahkan gue ke situ. it doesnt mean i'm good at drawing. gue cuma suka, bukan jago gambar. walopun setelah gue perhatikan baik2, ternyata yang namanya institusi seni rupa formal, gambar yang diterima adalah gambar yang realis. bahkan kabarnya dosen lebih benci ngeliat gambar "manga" daripada gambar realis yang kurang bagus.

and that's the point. my drawing's style is manga. sudah menjelaskan semuanya kan kenapa gue menyerah mengejar FSRD?
gue baca di blog orang, dan di sana ada opini bahwa orang yang udah terbiasa gambar manga, untuk mengubah alirannya ke realis itu suangad susah. malahan lebih gampang ngajarin realis ke orang yang tadinya gabisa gambar sama sekali...

gue seneng sih ama kartun, animasi, dan semacam itu. gue ga terlalu suka gambar yang terlalu nyata. maksudnya, gue kagum banget dan iri sih sama orang yang gambarnya persis kayak foto, tapi menurut gue itu membosankan. hanya bisa diagungkan, tapi kurang bisa gue nikmati... karena... ya, gue bisa melihat pemandangan seperti itu di dunia nyata. jadinya ga ada esensi yang aneh gitu. beda kalo animasi kan suka ada lucu2nya.

sekalinya gue nyoba gambar realis pun.... ga bener banget-_- oke gue kasih sampel gambar realis gue dan sangat2 ancur.

masih kurang nyata

nyerah fsrd, gue mutusin buat nyoba di psikologi ui. apesnya, gue keterima. dan apesnya lagi, gue lupa bahwa sisi ketidakformalan gue bukan hanya pada bidang seni lukis saja, namun juga seni literatur, alias, gue sama sekali nggak jago nulis formal. gue suka banget nulis ancur. seperti misalnya aja ngeblog gini kalo lo peratiin baik2 eyd dan struktur tulisan ini pasti ancur parah.

en ternyata di psikologi itu mainannya APA style-_- aduh, itu gue udah bega banget deh kalo buat ngejelasin apa sih APA style silakan lo cari sendiri. pada awalnya gue merasa masuk psikologi adalah minat gue, lama kelamaan gue mulai merasa kecemplung ke dunia yang bukan gue banget-_- tapi ini pun masih merupakan opini yang mampu digoyahkan. gue berharap semoga opini ini cepet goyah. gue juga gamau maksain diri untuk bener2 membunglon dengan keadaan sekitar yang sekarang lah.

dan gue harap, dunia masih mau nerima anak2 dengan tingkat ketidakformalan yang sangat tinggi ini :')

gue percaya, bahwa ketika ada suatu hal yang mengganggumu, ketika hal yang sama datang berulang kali, lama-kelamaan kau akan terbiasa dan tidak merasa bahwa hal itu mengganggumu sama sekali.

tersembunyi.

tidak diacuhkan.

harus terus-menerus menyebar senyum.

ketika

mereka yang tidak menghiraukan private message namun terus membalas apa yang ada di group chat.

heran? pada awalnya. lama-kelamaan? sudah biasa.

mereka yang saat kau butuh bantuan, mereka tidak datang. namun mereka berbalik ketika mereka justru membutuhkanmu.

menyedihkan? pada awalnya. lama-kelamaan? wajar.

mereka yang berbondong-bondong berusaha kenal akrab dengan orang yang mereka anggap bisa berguna untuk menaikkan status mereka sedangkan orang-orang di sekitarnya dianggap kerikil yang tanpa rasa bersalah mereka tendang tak tentu arah.

sakit? pada awalnya. lama-kelamaan? kebal.

ingin berbalik dan mundur? tentu saja pikiran itu sempat terlewat. tapi kemudian, aku teringat, aku punya utang banyak kepada orangtua.

jadi aku akan bertahan 3,5 tahun lagi.

ada yang menungguku untuk cepat lulus kan? kau juga, pasti ada yang menunggumu untuk cepat lulus. kalau bukan orang yang ada di sekitarmu, mungkin orang yang menunggumu memang bukan orang yang ada di dekatmu, tapi orang yang memerhatikanmu dari kejauhan, dan berharap kau bisa segera pulang... dan tidak pergi lagi.

kuliah di Universitas Indonesia...

such a great experience...

such a bad experiment for those who can't adapt well....
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home