mari kita buka sesi kali ini dengan mengenal istilah "learned helplessness". dari yang gue tangkap, learned helplessness adalah situasi ketika manusia maupun binatang belajar bahwa apapun yang ia lakukan tidak akan mencegah hasil yang buruk. ia tidak punya kendali untuk menghindari kesialan yang akan menimpalinya. ia berada dalam posisi ketidakberdayaan.
as example, lo belajar maupun nggak belajar nilai ulangan lo tetep jelek. lo merasa tidak punya kuasa untuk mengubah nilai yang jelek itu. dan pada akhirnya, lo, nggak melakukan apa-apa.
manusia, pada dasarnya, punya cita2. manusia harus memiliki motivasi. kalau tidak punya motivasi, sedapat mungkin ia berusaha untuk mencarinya.
dari sekian cita2 yang ada pada manusia, mungkin hanya beberapa yang bisa tercapai, dan sisanya tidak atau belum tercapai.
namun, bagaimana jika ia berada dalam posisi ketidakberdayaan? setiap kali bercita2, cita2nya selalu kandas.
apa sih kejadian buruk yang dapat dialami oleh manusia?
untuk anak kecil, seburuk2nya hal yang dapat ia alami misalnya saja: dimarahi oleh orang tua, berantem dengan teman sebaya karena punya tempat minum yang samaan, dan ngompol di celana lalu ditertawai oleh seluruh teman2nya.
untuk remaja, seburuk2nya hal yang dapat ia alami misalnya saja: masalah keluarga, ditambah di sekolah susah sekali untuk mendapatkan nilai bagus, merasa terasing dari pergaulan, merasa lawan jenis tidak mungkin tetarik padanya sekalipun ia sebenarnya penasaran dengan pengalaman pacaran-yang-agak-geli-itu, ngeliat temen2nya bisa beli barang branded sementara orangtuanya sangat pelit, dll. (i am a teenager so i know our problem very well :v)
untuk dewasa, seburuk2nya hal yang dapat ia alami tentu saja jauh lebih kompleks lagi. orang dewasa lah yang bertanggung jawab atas semua, mulai dari ekonomi, pangan, hingga kesalahan yang dilakukan anak pun menjadi konsekuensi yang harus mereka tanggung.
yang gue sebutkan tadi adalah masalah2 umum yang mungkin terjadi pada setiap orang. gue gak akan bahas tragedi yang gak semua orang pernah merasakan.
dan gue... hanya pengen bilang, bahwa nilai bagus, teman yang banyak, dan punya barang2 branded bukan jaminan lo akan bahagia.
manusia adalah makhluk yang penuh kecurigaan terhadap sesamanya selain ia juga tidak mudah bersyukur, rite?
anak orang kaya yang nilainya bagus2, dikelilingi oleh orang2 yang mengaku temannya dan sebenarnya hanya...... menjilat. dan dia sadar akan hal itu. apakah dia bahagia?
mungkin dia akan berpikir lebih baik dia menjadi murid yang biasa saja. yang tidak bernilai bagus tapi bisa menjalani sekolah dengan enjoy dan punya banyak teman yang tulus.
dan bukan berarti ketika si bintang kelas itu suatu saat menjadi orang biasa di lingkungan baru lantas dia akan bahagia. anak yang banyak teman namun nilainya biasa2 aja dan terlihat enjoy pun bisa saja sebenarnya mereka diam2 belajar dengan keras, mengharapkan nilai bagus, namun hasil yang mereka dapat selalu tidak sebanding dengan usaha mereka. sementara orang lain hanya dengan usaha yang sedikit bisa mendapatkan nilai lebih bagus dari mereka.
dan lebih parah lagi kalau... lo dapet nilai bagus nggak, punya temen yg bener2 bisa diandalkan juga nggak. well, you're in learned helplessness circle!
tapi, apa lo bener2 ga bisa berbuat apa2? apa lo bener2 nggak berdaya? nggak.
salah satu saingan gua sewaktu SMA dan satu2nya orang yang gak bisa gua kalahkan berhubung jurusan kita berbeda pernah bilang, "saat lo ngerasa nggak bisa jadi apa2, percayalah, lo masih bisa jadi orang baik."
yep, lo mau ngerasa diri lo paling buruk kek atau apa... tapi... yaudah. try to be kind.
lo jelek? iya. akuilah itu. gausah berusaha buat terlihat baik dengan nyari2 kambing hitam. ga usah nyari orang lain yg lebih jelek dari lo. gaperlu lagi jelek2in orang lain biar lo ngerasa tinggi.
instead, lo harus coba jadi baik! baik, ya, baik gimana? gue tau baik itu relatif banget. ya cobalah jadi baik yang umum2 aja. jadi orang yang mau membantu orang lain yang kesulitan...
jadi orang yang pemaaf...
jadi orang yang berusaha nggak nyakitin orang lain dengan kata2...
jadi orang yang sebisa mungkin berpikiran positif terhadap orang lain...
jadi orang yang dekat dengan orangtua dan Tuhan...
dengan lo berbuat baik, lo akan lupa bahwa diri lo jelek. lo akan nyaman dengan diri lo, sekalipun lo sadar lo berotak udang, lo loser dalam pergaulan, but at least, you never think to hurt others.
emang sih, kadang sekalipun kita ga punya niat nyakitin, kata2 yang keluar dari mulut kita ditangkepnya sebagai sebuah kata yang menyakitkan bagi orang lain.
tapi.....jangan nyerah. yang penting adalah, bagaimana niat lo sesungguhnya.
dan lagi, baik yang gue maksud adalah beda dari suci. orang baik, belom tentu suci.
emm, buat menyamakan persepsi. gue memandang orang suci itu sebagai orang yang gak tersentuh keburukan. biasanya orang kayak gitu emang dibimbing sama orangtuanya sejak kecil tentang gimana berperilaku. dan biasanya juga nggak banyak godaan buat dia buat nyoba hal2 negatif karena hidupnya cukup tentram.
dan menurut gue... orang baik yang menarik adalah orang yang udah nyobain segala macem dosa kemudian... ting! dia sadar dan kembali ke jalan yang lurus atau sedang dalam proses menuju jalan yang lurus.
orang yang udah nyobain segala macem dosa kemudian dia sadar itu lebih bijak daripada orang suci. itu menurut pengalaman gue sih.
ya misalnya aja, temen gue yang cewek dan suci yang ga pernah nyoba ngerokok cuma bakal ngejudge rokok tuh jelek lalalala ngerokok tuh ga boleh, ngerokok tuh parah. mereka ngomong banyak hal dengan kondisi mereka emang selama ini jauh dari rokok dan ga ada godaan buat mereka ngerokok karena dari awal mereka emang udah benci duluan.
beda sama temen gue yang mantan perokok. pernah jadi pecandu, terus berenti. terus dia ngomong, "ngerokok tuh ternyata ga bikin bahagia2 amat kok. rileksnya ngerokok juga fana banget. cobain ya ga usah ngerokok lagi lah." omongan kayak gitu, menurut gua lebih ada bobotnya. dia sempet kenal, dia sempet tau kalo ngerokok itu ada enaknya, dan ga sekedar menghakimi kalo itu salah padahal gatau apa2.
gue pokoknya banyak lah ketemu sama anak "bermasalah" yang justru bijak banget dibanding anak yang hidupnya tentram dan fun2 aja. mereka lebih punya banyak pengalaman dan pergolakan batin yg bisa mereka share ke orang yg mereka percaya, ea.
dan tolong jangan salah paham kalo tulisan ini nyuruh kalian jadi bandel, justru maksud gue, jangan mikir ada kata terlambat buat anak2 yg bandel, dan jangan nyudutin orang di sekitar kalian yg bandel. gue yakin, ada alesan yang lebih dalam bagi mereka yang ikut tawuran dan geng motor daripada sekedar ikut2an. dan jangan lah lo anggep mereka paling buruk kalo lo hanya bisa berkomentar tapi lo sendiri ga ngasih kontribusi apapun buat meminimalisir angka kenakalan yang tinggi itu di inodonesia. cemoohan dan labelling ga akan membantu, guys. justru hanya akan membuat orang2 seperti itu merasa semakin buruk dan pada akhirnya ingin memberontak lebih gila lagi.
0 comments:
Post a Comment