ketika down

"down" atau dalam bahasa indonesia adalah berada di masa-masa sulit, sedang terpuruk, dsb mungkin terdengar seperti hal yang buruk buat kebanyakan orang. tapi buat gua, gua sendiri merasa perlu untuk merasakan down.

kenapa?

satu, karena down membuat gua berpikir lebih dalam.
kalo gua lagi ada di posisi atas alias lagi bersenang-senang, pikiran gua ga bakal setajam kalo gue lagi down. merenung di saat gua down membuat gua mendapat banyak inspirasi. dan juga, berpikir di saat gua down membuat gua turut menggunakan otak dan hati. ide dan perasaan tercampur. rasanya fantastis.

dua, karena down gue bisa mengukur arti orang-orang di sekitar gua
yang satu ini akan gue jelaskan secara terperinci.

ketika gue down, gue secara otomatis akan bisa menilai seseorang secara instan.

jika ada orang yang udah membantu gue bangkit dari keterpurukan, mau kejadiannya udah lama pun, pasti sampai sekarang gua masih menganggap orang itu sebagai...... pahlawan. dia ngebantu gue sekali, tapi timing-nya pas banget, maka rasa terimakasih gue buat dia bisa berlangsung seumur hidup.

sebaliknya, kalo ada yang semakin menjatuhkan gue di saat gue down, seberapa keraspun gue mencoba memaafkan perbuatannya, nyatanya, rasa kecewa itu sulit sekali hilang. gue akan terus mengingatnya, walaupun cuma dengan melihat wajahnya, gue akan mengingat orang itu sebagai..... lawan kata motivator. gue gatau lawan kata motivator apaan sori kosa kata gue masih terbatas.

dan terakhir, apakah lo pernah merasa begitu nyaman dengan beribadah ketika lo down? saat itu lo lebih mudah buat khusyu. bahkan ketika lo berdoa sambil nangis, gue yakin doa lo bakal lebih baik daripada doa di saat lo merasa biasa-biasa saja.

nah itu dia efek baik down menurut Amira Gates (lama gak pake nama ini, kangen...) tapi down juga punya efek buruk. efek buruknya kalian pasti lebih tau jadi sepertinya tidak usah dijelaskan lagi.

mengutip kata seseorang, galau atau down itu perlu, tapi tergantung gimana cara lo melakukannya.